Jangan Terperdaya Oleh Kasyaf dan Waspada Dengan Urusan Ghaib.

Oleh : Abuya Amat Ramdhon Al Nawadiri.

PEKALONGAN – Tulisan ini adalah nasehat dari para wali Qutub, yang saya tuangkan dalam sebuah Advertorial, hal ini hanya semata saling berbagi, bukan saya menggurui.

Ketahuilah olehmu, Jika Kasyaf bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah pada Al Qur’an dan Sunah.

Katakan pada dirimu : Sesungguhnya Allah SWT menjamin keselamatan saya dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham, maupun Musyahadah sebelum mencari kebenarannya dalam Al Qur’an dan Sunah terlebih dahulu.

Kembalilah dari menentang Allah SWT, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.

Jika engkau menginginkan bagian dari anugerah para wali, berpalinglah dari manusia kecuali dia menunjukkanmu kepada Allah SWT dengan cara yang benar dan tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah. Bukan janji janji tentang duniawi.

Seandainya kalian mengajukan permohonan kepada Allah SWT sampaikan lewat Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali. Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali mewariskan Ilmu; sedangkan Qutub Qulub Al Makki mewariskan cahaya kepada kalian.

Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah SWT melalui riyadhoh dan mujahadah, menjauhkan diri segala hal selain Allah SWT. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa tergolong orang-orang saleh.

Manakala zikir terasa berat di lisanmu, sementara pintu mujahadah tertutup, ketahuilah bahwa hal itu semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya menggantungkan diri kepada Allah SWT dan ikhlas beragama.

Orang yang berakal adalah orang yang dapat memahami apa yang diinginkan Allah SWT darinya. Dan yang diinginkan Allah SWT dari hambanya-Nya dalam memperoleh nikmat, bencana, melaksanakan ketaatan atau terjerumus dalam kemaksiatan ada empat hal :

1. Jika engkau memperoleh nikmat, maka Allah SWT mengharuskanmu untuk bersyukur.

2. Jika kau ditimpa bencana, Allah SWT memerintahmu ( mensyariatkan ) untuk bersabar.

3. Jika Allah SWT memberimu taufik untuk taat, Allah SWT memerintahkanmu ( mensyariatkanmu ) untuk syuhudul minnah dan meyakini bahwa Allah SWT lah yang memberikan taufik.

4. Dan jika kau bermaksiat, maka Allah SWT mensyariatkanmu untuk bertobat dan berinabah kepada-Nya.

Barangsiapa memahami tujuan empat hal perlakuan Allah SWT ini, maka ia
dekat dengan hal-hal yang dicintai Allah SWT dan dia adalah hamba sejati,
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

من البتلي فصبر واعطي فشكر وظلم فاستغفر وظلم فغفر

Barangsiapa diuji dengan bencana kemudian bersabar, diberi nikmat ke-
mudian bersyukur, berbuat zalim kemudian meminta maaf dan dizalimi
kemudian memaafkan.

Rasulullah SAW diam, Para Sahabat bertanya, “Apa yang ia peroleh, wahai
Rasulullah saw?”
Rasulullah SAW bersabda :

اولئك لهم الأمن وهم مهتدون

“Mereka itulah orang-orang yang memperoleh keselamatan dan merekalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.Al-An’am,6 :82).

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *